Monday 27 February 2017

Sakura, Awal Pesona Jepang




Apa yang kalian pikirkan saat mendengar kata ‘sakura’? Kalian pasti langsung berpikir tentang negara Jepang, bukan? Ya, sakura selalu ‘diidentikan’ dengan Jepang karena sakura banyak tumbuh disana tetapi sakura sebenarnya juga banyak tumbuh di China, Korea, Amerika bahkan bisa tumbuh juga di Indonesia. Lantas kenapa sakura ‘diidentikan’ dengan Jepang?
Bunga Sakura adalah bunga yang umumnya berwarna merah muda dan muncul saat musim semi tiba, sekitar bulan Maret atau April. Bunga Sakura hanya mekar dalam waktu sekitar dua minggu tetapi mampu menyulap pemandangan menjadi lebih berseri dan berwarna. Saat bunga sakura gugur, pohon sakura tetap hidup menunggu musim semi berikutnya. Hal ini yang membuat sakura memiliki filosofi tentang kehidupan yang mendalam bagi Jepang.
Pemandangan sakura di video klip Crytal Kay - Sakura
Mekarnya bunga sakura melambangkan mimpi atau harapan baru. Sekolah-sekolah maupun universitas di Jepang biasanya mengawali tahun ajaran baru di bulan April. Hal ini dikarenakan di bulan April biasanya bunga sakura bermunculan dan mekar. Mekarnya bunga sakura diibaratkan mimpi-mimpi para siswa. Selain awal tahun ajaran baru, tahun fiskal perusahaan di Jepang juga diawali di bulan April sehingga banyak orang mencari kerja saat bulan April tiba. Para pencari kerja berharap mendapatkan pekerjaan yang baik dan indah seperti bunga sakura. Bunga sakura yang indah mewakili harapan dan optimisme para pencari  kerja. Bagi orang yang tidak sedang sekolah maupun orang yang tidak sedang mencari kerja, mekarnya bunga sakura mengingatkan mereka pada semangat untuk mengejar mimpi dan membuat hidup mereka seindah bunga sakura.
Walaupun bunga sakura mekar hanya selama 2 minggu sebelum akhirnya berguguran tetapi pohon sakura tetap hidup melewati musim panas, gugur, dingin dan  kembali pada musim semi yang ditunggunya. Saat bunga sakura berguguran dari pohonnya, hal ini menyiratkan bahwa segala sesuatu, bahkan yang paling indah pun, pasti memiliki akhir. Di hidupnya yang singkat, bunga sakura mampu memperlihatkan keindahannya dan mewarnai kehidupan setelah melewati musim dingin. Dia tahu dia hanya mampu hidup selama 2 minggu tetapi dia tetap mekar dan memperlihatkan keindahannya. Hal ini menyiratkan bahwa manusia seharusnya lebih bersyukur atas hidupnya yang lebih lama dari bunga sakura dan seharusnya lebih bersemangat dalam menjalani kehidupan. Saat harapan atau mimpi kita pupus seperti bunga sakura yang berguguran, tenanglah dan teruslah berusaha karena suatu saat harapan atau mimpi kita pasti akan  menjadi nyata seperti pohon sakura yang tetap berdiri setelah bunga sakura berguguran. Dia setia berdiri menanti musim semi berikutnya agar bunga sakura dapat mekar kembali.
 Begitulah sakura bagi orang Jepang sehingga sakura menjadi ‘diidentikan’ dengan Jepang. Bagi saya, sakura merupakan ‘benih’ keterpesona-an saya pada Jepang. Saat saya berumur 4 tahun, saya mulai suka menonton tayangan kartun dan drama asia di tv. Suatu hari, di dalam kartun yang saya tonton, saya melihat adegan anak kecil yang berada di bawah sakura yang berguguran. Saya takjub dan kagum serta iri pada anak kecil itu. Saat itu, saya tidak tahu bahwa itu adalah sakura. Adegan dengan latar pohon sakura kembali hadir saat saya melihat drama asia yang saya tonton. Saya pun penasaran dan bertanya pada kakak saya. Sakura, akhirnya saya tahu namanya. Nama yang indah dan selalu membayangi saya. Rasa penasaran kembali melanda saya yang saat itu masih polos, kenapa saya tidak pernah melihat sakura? Sakura ada dimana? Saya tanyakan pada bapak saya dan barulah saya tahu bahwa sakura ada di Jepang. Saya juga diberi atlas dan ditunjukkan peta Jepang oleh bapak saya. Saat itu, saya kira Jepang berada di dekat Jakarta. Dalam angan-angan saya, saat besar dan punya uang saya pasti bisa ke Jepang dan melihat sakura.
Seiring berjalannya waktu, saya akhirnya tahu Jepang tidak sedekat seperti yang saya pikirkan. Jepang adalah tempat yang sangat jauh sekali dengan tempat saya tinggal dan memerlukan banyak uang untuk sampai kesana. Sangat mustahil bagi saya. Perlahan mimpi saya ke Jepang luntur. 
Saat saya duduk di bangku kelas 4 SD, saya menonton dorama Jepang yang berjudul ‘Itazura na Kiss’. Ada tokoh yang bernama Naoki Irie, laki-laki yang sangat pintar. Saya langsung terpesona padanya sejak pertama kali melihat dorama ini. Mimpi saya untuk ke Jepang pun kembali muncul. Kali ini alasan saya ingin ke Jepang bukan karena sakura saja, tetapi karena ingin bertemu Naoki! Alasan yang kekanakan, bukan?
Sejak saat itu, saya juga menjadi suka lagu-lagu Jepang. Tiap hari minggu siang, saya dan kakak saya mendengarkan radio yang memperdengarkan lagu-lagu Asia (Jepang, Korea dan Mandarin). Perlahan-lahan saya mulai paham perbedaan bahasa Mandarin, Jepang dan Korea. Kecintaan saya pada bahasa Jepang pun dimulai.
Saya mulai belajar bahasa Jepang secara otodidak saat duduk di bangku SMP. Saya belajar dari buku bahasa Jepang milik kakak saya. Selain menyukai bahasa Jepang, saya pun semakin menggilai dorama Jepang dan hal-hal yang berkaitan dengan Jepang. Di SMA saya mempelajari bahasa Jepang sebagai mata pelajaran. Saya selalu bersemangat saat belajar bahasa Jepang. Dan akhirnya saya menemukan ‘bunga musim semi’ dalam hidup saya, bahasa Jepang.
 Di universitas saya memilih prodi Pendidikan Bahasa Jepang. Kali ini alasan saya ingin ke Jepang adalah belajar dan menjadi native speaker disana. Selama beajar bahasa Jepang, saya menemukan hal-hal yang membuat saya semakin terpesona dengan Jepang. Saya merasa mimpi saya ke Jepang semakin dekat tetapi tidak dengan kenyataanya. Mempelajari bahasa Jepang dasar memang mudah. Namun, seiring berjalannya waktu belajar bahasa Jepang tidak semudah yang saya bayangkan.

'Sungai' sakura source : http://www.pility.com
Seberapa sulitnya itu, seberapa jauhnya alasan yang selalu berubah, saya terus berpikir bahwa akan ada hal yang membuat kita kembali pada mimpi kita. Awalnya saya terpesona pada sakura, jatuh hati pada’naoki’ lalu jatuh cinta dengan bahasa Jepang selain itu ada alasan lain yang membuat saya ingin tetap selalu ingin ke Jepang.
Lantas kenapa saya tetap selalu ingin ke Jepang?
1.  Musim Semi yang Dinanti
Musim semi di Jepang berlangsung dari bulan Maret-Mei. Saat musim semi, adalah saat yang dinantikan masyarakat Jepang karena saat musim ini, udara berangsur-angsur menghangat dan memberi optimisme untuk mengawali ‘hal’ baru.  Ada banyak hal menarik saat musim semi di Jepang. Salah satunya adalah mekarnya berbagai bunga.

Seperti filosofi sakura yang sudah saya ceritakan sebelumnya, masyarakat Jepang selalu menantikan mekarnya bunga sakura tiap tahunnya. Sakura tumbuh hampir di sebagian besar negara Jepang. Begitu bunga sakura mekar, suasana di Jepang berubah menjadi lebih berwarna-warni. Orang-orang yang berlalu-lalang dengan latar pohon sakura yang sedang bersemi ‘menyulap’ orang-orang di sekitarnya menjadi lebih ceria, optimis dan memancarkan aura positif seolah-olah mereka berada di tempat yang damai. Banyak tempat untuk melihat bunga sakura, salah satunya adalah di Taman Ueno-Tokyo dan Terowongan Sakura di Taman Nabana no Sato – Prefektur Nagashima.
Source : amadeus129.com

Selain bunga sakura, saat musim semi banyak bunga lain yang tak kalah indahnya mekar di Jepang. Di antaranya Azalea (Satsuki), bunga persik (Momo), bunga Witeria (Fuji) serta bunga Calona (Nanohana).
Bunga Azelea from wikimedia.com

Bunga Azalea merupakan bunga yang banyak tumbuh di negara Asia Timur, termasuk Indonesia. Warna bunganya bervariasi merah, merah muda, kuning, putih dan ungu. Bunga ini tumbuh di dataran tinggi atau puncak-puncak gunung. Di Jepang, bunga ini banyak tumbuh di wilayah gunung Katsuragi, perbatasan Osaka-Nara.  Saat musim semi, bunga ini ‘menyulap ‘ pemandangan gunung Katsuragi menjadi lebih ‘berwarna’ dan ‘menyulap’ siapapun yang melihatnya menjadi damai dan tenang. Sesuai dengan filosofi bunga Azalea: sabar, damai dan tenang.
bunga Momo source :cina.panduwisata.co.id



Bunga Momo atau bunga persik selintas mirip dengan bunga sakura tetapi jika dilihat lebih seksama bunga Momo lebih besar dengan kelopak bunga yang lancip dan terkesan menempel di ranting pohon. Bunga Momo berwarna putih, merah muda sampai merah. Bunga persik tumbuh di negara 4 musim, termasuk Jepang. Di Jepang, bunga Momo dikenal sebagai jimat penangkal hal buruk saat perayaan anak perempuan (Hinamatsuri).  Tempat terkenal untuk melihat bunga Momo adalah di taman Koga - Prefektur Ibaraki serta di sunga Chikuma-Prefektur Nagano.

Terowongan Wisteria source : media.viva.co.id

Bunga Wisteria atau Fuji mungkin terdengar asing bagi kita. Bunga Fuji adalah bunga khas Jepang dan pohonnya termasuk pohon tertua di Jepang. Bunganya ada yang berwarna putih, ungu serta merah muda. Bentuk bunganya menjuntai ke bawah seperti rangkaian bunga yang menggantung, pohonya bisa berumur 100 tahun. Rasanya takjub jika kita bisa melihatnya secara langsung. Bagaimana tidak, bunga seindah ini sangat langka di dunia.  Apalagi jika kita melihatnya saat malam hari di Ashikaga Flower Park di Tochigi atau melintasi terowongan Fuji yang terbentuk dari bunga Fuji di Taman Kawachi Fuji di Prefektur Fukuoka, mungkin rasanya seperti di ‘dunia lain’ya?

Ladang Nanohana source : j-cul.com
Bunga yang tak kalah cantik saat musim semi adalah bunga Nanohana. Bentuknya seperti tanaman gandum dan berbunga kecil dan berwarna kuning. Bunga ini dikenal sebagai bunga penanda awal musim semi. Ada beberapa tempat untuk melihat bunga Nanohana mekar , salah satunya di Yokohama – Prefektur Aomori yang rutin menyelenggarakan festival dan lomba lari Marathon. Pasti seru sekali berlari di tengah hamparan kuning bunga Nanohana! Saya membayangkannya seperti adegan di film romantis :D

Sakura Mochi    source: blog.wagashi-net.de
Selain mekarnya berbagai bunga, hal yang dinantikan saat musim semi Jepang adalah makanannya! Musim semi adalah musim dimana kuncup-kuncup tumbuhan bermunculan termasuk sayuran. Sayuran di Jepang tentu agak berbeda dengan di Indonesia ya. Jika di Indonesia kita bisa makan hampir semua sayuran sepanjang tahun, jika di Jepang beberapa sayuran hanya dapat dijumpai saat musim semi tiba. Jadi saat makan sayuran di musim semi seperti makan duren di musim duren :D
Beberapa makanan ‘khas’ musim semi yang lain adalah camilan sakuramochi, ichigo daifuku, sakuramochi taiyaki, dan ichigo dango. Camilan tersebut disebut ‘khas’ musim semi karena bahan bakunya hanya ada saat musim semi. Coba kalian bayangkan, melihat keindahan bunga yang sedang mekar ditemani camilan manis? Nikmat mana yang kau dustakan :D

Jadi, kenapa saya tetap selalu ingin ke Jepang?

Bunga sakura dengan latar Tokyo Tower   source :https://www.akibanation.com

Karena musim semi PASTI datang tiap tahunnya. Bagi saya , Jepang adalah ‘musim semi’. Musim dimana saya menemukan ‘bunga’ dalam hidup saya. Musim yang penuh janji bahwa ‘dia’ pasti datang membawa ‘bunga’ berbagai warna, dan menjanjikan iklim ‘bersahabat’ beserta makanan manis pengiringnya. Musim yang penuh filosofi dan menakjubkan, bukan?

2.  Surganya Bunga dan Indahnya Musim Gugur
Ladang Tulip source : j-cul.com
Saya adalah penyuka bunga. Entah kenapa saat melihat saya, membuat saya penasaran dengan filosofinya. Bagi saya , selain sebagai keindahan, bunga bisa juga dijadikan refleksi kehidupan.
Jepang bagi saya adalah ‘surga bunga’. Dimana banyak taman yang menyajikan ‘lautan bunga’ di tiap musim yang berbeda. Paling meriah dan berwarna pastilah saat musim semi. Namun, beberapa bunga juga ‘memeriahkan’ dan berperan serta memberi warna di tiap musim yang berbeda.

Ajiisai di Kamakura source : japan-guide.com
Bunga Hydrangea atau Ajiisai adalah bunga di penghujung akhir musim semi di Jepang. Bunga ini tumbuh saat musim penghujan (peralihan musim semi ke musim panas atau tsuyu), sekitar akhir Mei-akhir Juli. Warna bunganya berbeda-beda tergantung pH tanah, pada umunya berwarna putih, biru muda, merah muda, dan ungu. Salah satu tempat yang bisa menikmati bunga Ajiisai mekar adalah kuil Ajisai di Kamakura. Saya membayangkan, saat menikmati bunga Ajiisai di sekitar kuil sambil ditemani hujan rintik-rintik mungkin rasanya seperti merasakan suatu ‘kesepian dan kekuatan di dalam keindahan’. Bagi saya, bunga Ajiisai adalah saingannya bunga sakura dan bunga Fuji karena sama-sama memiliki keindahan yang menakjubkan dan mendalam.


Himawari no Sato source :http://japan-magazine.jnto.go.jp
Siapa yang tidak kenal dengan bunga matahari? Bunga Matahari atau Himawari, bunga yang tumbuh di pertengahan Agustus ini aalah simbol musim panas di Jepang. Bunganya berwarna kuning dan selalu mengikuti arah matahari. Cocok sekali dengan arti bunga matahari yang ceria, setia(fokus) dan bersemangat. Tempat yang tepat untuk melihat ‘lautan’ bunga Himawari adalah di Himawari no Sato – Hokkaido. Coba bayangkan kalian berada di tengah ‘lautan’ bunga Himawari? Apa yang kalian rasakan?
Bunga Ume source : http://images.fineartamerica.com
Bunga plum atau ume adalah bunga yang selintas mirip dengan sakura. Ada yang berwarna putih, merah muda, pink gelap hingga merah. Bunga ini mirip juga dengan bunga Momo. Bedanya kelopak bunga Ume lebih bulat dibanding bunga Sakura dan bunga Momo. Selain itu, bunga Ume mekar lebih dulu daripada bunga Sakura, sekitar akhir musim dingin sehingga disebut penyambut musim semi. Bunga Ume yang sama cantiknya dengan bunga Sakura sering dijadikan objek seni dan dipercaya melambangkan keindahan, kesucian dan kekuatan yang dapat menangkal makhluk halus. Nuansa musim dingin dengan bunga Ume yang mekar memang perpaduan unik sekaligus misterius, bukan? Pemandangan perpaduan ini dapat dilihat di berbagai kota di Jepang, salah satunya di kastil Osaka. Bunga Ume, musim dingin dan kastil Osaka? Apa yang kalian bayangkan? Saya membayangkan saya adalah putri kerajaan :D
Sebenarnya masih banyak ‘lautan’ bunga di Jepang. Saking banyaknya saya ingin kulakan bunga disana :D Oke saya lanjutkan kembali. Hampir setiap musim di Jepang punya ikon bunga masing-masing. Lalu, apa ikon untuk musim gugur?

Kōyō di kuil Nikko source :lifetour.com.tw
Pada saat musim gugur menuju musim dingin (November-Desember), daun-daun pepohonan Jepang akan berubah warna menjadi kuning atau merah, perubahan warna ini disebut kōyō. Perubahan warna inilah yang menarik untuk dilihat. Saya sering melihatnya di film-film yang saya tonton. Tempat yang paling terkenal untuk melihat kōyō adalah di Kuil Nikko Toshogu-Prefektur Tochigi yang merupakan salah satu destinasi warisan dunia. Menakjubkan jika kita bisa melihat kōyō di sekitar kuil yang tenang di tengah musim gugur yang mendingin. Ketenangan dan keindahan, itu yang saya bayangkan dan rasakan.
Kulakan bunga sama abang yang satu ini hihi
Jadi, kenapa saya tetap selalu ingin ke Jepang?

Jepang selalu menyimpan ‘surga bunga’ di hampir tiap musimnya. Jadi, jika saya tidak bisa melihat ‘surga bunga sakura’, saya bisa melihat dan merefleksikan diri dengan‘surga bunga’ lainnya. Jika saya datang di musim gugur, saya bisa merasakan dan merefleksikan ‘ketenangan’ kōyō. Atau mungkin saya akan menyimpan kōyō yang gugur sebagai kenangan, sekaligus oleh-oleh yang murah  meriah :D
Pada intinya Jepang selalu menyimpan keindahan kapan pun, dimana pun.

PASTI aku bisa melihat ini! source imgcp.aacdn.jp

3.  Budaya yang Menyatu dengan Kehidupan 
Budaya ada di setiap bangsa. Termasuk di dalamnya tradisi, bahasa, tata karma, kebiasaan, pola pikir maupun hal yang berkaitan pola hidup lainnya. Jepang memiliki banyak budaya yang positif. Budaya ini bahkan tercermin dalam kehidupan masyarakat Jepang.

Bon Odori di Festival Musim Panas source:http://photos4.meetupstatic.com

Hampir di sebagian besar wilayah Jepang menyelenggarakan festival. Lewat festival, bukan hanya keindahan dan kemeriahan yang ditampilkan tetapi rasa gotong royong dan menghargai. Bagi masyarkat yang berperan serta, mereka mencerminkan rasa gotong royong. Bagi orang yang menontonnya, mereka mencerminkan rasa menghargai. Menurut saya, festival di Jepang bukan hanya eksistensi tradisi melainkan juga eksistensi rasa gotong royong dan rasa saling menghargai.


Papan larangan di Jepang source : http://the-dailyjapan.com

Rasa menghargai bukan hanya ada pada festival saja. Papan nama jalan, petunjuk arah, larangan, nama tempat, papan aturan & informasi di Jepang pasti mencantumkan penggunaan huruf Jepang (Kanji dan Kana . Bagi wisatawan yang tidak bisa membaca huruf Jepang mungkin terkesan agak ‘ribet’ tetapi justru inilah yang membuat saya menyadari bahwa masyarakat Jepang sangat menghargai bahasa Jepang.

Tempat sampah di Jepang dibedakan berdasarkan bahan sampah  http://mm.fe.unpad.ac.id
Masyarakat Jepang juga hidup dengan rasa menghargai alam dan lingkungan. Tempat sampah di Jepang terdiri dari beberapa jenis. Mereka membuang sampah pada tempat sampah yang ditentukan. Bahkan ada jadwal membuang sampah berdasarkan jenisnya. Hal ini bertujuan agar sampah nantinya dapat dikelola dengan baik dan tidak mencemari lingkungan. Inilah alasan kenapa Jepang selalu terlihat bersih.


Menghargai waktu adalah hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat Jepang. Di jalan pada saat pagi hari (waktu berangkat kantor maupun sekolah), orang-orang berjalan cepat. Bahkan mereka rela berdesakan di transportasi umum. Pada saat berjanjian pun, mereka biasanya datang sebelum waktu yang ditentukan. Mereka selalu berusahan untuk tidak telat. Telat bukan saja tidak menghargai waktu tetapi hal yang memalukan.

Budaya malu adalah budaya yang terus ada pada budaya Jepang. Malu karena melakukan kesalahan membuat beberapa petinggi di Jepang mengundurkan diri. Budaya malu juga membuat masyarakat Jepang lebih berpikir kreatif dan inovatif karena mereka ‘malu’ jika menjiplak hasil kerja orang lain. Mereka juga malu jika menyerobot antrean. Itu sama saja tidak menghargai orang lain. Seberapa pun gugupnya mereka, mereka akan selalu tertib  mengantre.

Saat mendengar atau melihat sesuatu informasi, masyarakat Jepang akan membuat catatan kecil agar mereka ingat informasi yang telah didapat. Hal ini saya dengar dari dosen saya. Dari sini saya mendapat kesimpulan bahwa masyarakat Jepang saat melakukan apa pun selalu rinci (detail) dan selalu punya tujuan yang jelas sehingga apa yang mereka kerjakan bisa efisein.

Menurut saya majunya Jepang bukan karena semata-mata mereka pintar dan jenius. Majunya Jepang dikarenakan budaya Jepang yang menyatu dengan pola pikir masyarakat dan kehidupan di Jepang. Pola pikir masyarakat Jepang yang cenderung menghargai alam, waktu, budaya malu melakukan kesalahan serta pola pikir yang efisiensi selalu megikuti kehidupan mereka. Penyatuan itu membuat kehidupan di Jepang menjadi ke’khas’an sendiri bagi saya.


Jadi, kenapa saya tetap selalu ingin ke Jepang?

Karena saya ingin merasakan dan melihat budaya Jepang, yang bahkan ada pada kehidupan keseharian masyarakat Jepang. Saya ingin mempelajari bagaimana mereka membuat Jepang maju. Setidaknya, walaupun saya tidak bisa membuat Indonesia maju, saya bisa menularkan ‘resep’ kemajuan Jepang pada anak didik saya dan sekitar saya serta saya sendiri.

4.  Pendidikan yang Maju
source : static.ettoday.ne

Seperti pembicaraan sebelumnya, majunya Jepang bukan hanya karena mereka pintar melainkan pola pikir kehidupan mereka. Hal ini juga berlaku pada pendidikan di Jepang sehingga pendidikannya .
Pelajaran murid TK dan SD cenderung mengajarkan sikap sosial yang baik, kemandirian dan pembelajaran hidup lainnya. Saya pernah melihat adegan di anime bagaimana anak-anak SD berangkat dan pulang sekolah sendiri atau bersama temannya, ada juga piket membersihkan kelas seusai sekolah, bergantian menjadi pengurus kegiatan ‘makan siang bersama’ di sekolah. Lalu ada juga belajar memanen wortel serta menggambar  dan presentasi peta jalan dari rumah ke sekolah dan masih banyak lainnya yang sifatnya melatih sikap sosial dan kemandirian. Latihan kemandirian dan kemampuan sosial ini mampu mendidik anak-anak di Jepang menjadi anak yang mandiri, kritis dan aktif. Hal ini adalah bekal yang sangat baik untuk menerima pengetahuan di jenjang selanjutnya.


Kemeriahan Bunkasai source : http://www.e-zone.com.hk
Di bangku SMP dan SMA, mereka diajarkan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Di tingkat ini ada ujian tetapi sifatnya bukan sebagai nilai akhir, mirip dengan kurikulum nasioanal di Indonesia.  Hal yang menarik di tingkat ini adalah adanya kegiatan bunkasai (festival budaya di sekolah). Acaranya seperti acara ultah sekolah tetapi semua warga sekolah ikut serta. Jadi semuanya merasakan sebagai panitia. Dari kegiatan seperti ini, secara tidak langsung mereka belajar bersosialisasi, bergotong royong, berekreasi dan memecahkan masalah yang muncul saat bekerja sama.

Nilai kelulusan SMA menjadi penentu masuk universitas. Ujian masuk di universitas Jepang sangat kompetitif sehingga kadangkala membuat stress. Saat kuliah pun mereka bekerja keras karena mata kuliah disana biasanya menggunakan penelitian dan presentasi, mirip di Indonesia juga. Sebelum lulus kuliah, atau saat skripsi mereka biasanya mencari pekerjaan (magang) terlebih dahulu.
Menurut saya, pendidikan tahap dasar (TK dan SD) di Jepang adalah tahap menanam‘tiang’ yang kuat membangun pola pikir yang selalu digunakan di kehidupan. ‘Tiang’ inilah yang nantinya akan membuat siswa di Jepang mandiri, patuh, tertib, aktif dan kritis. Hal ini dibuktikan dengan tingkat kehadiran siswa di Jepang yang mencapai angka 99% serta mininya kegiatan mencontek. Inilah cikal bakal ‘pembuat’ majunya Jepang.

Jadi, kenapa saya tetap selalu ingin ke Jepang?
Saya adalah seorang pengajar, saya ingin sekali melihat proses belajar mengajar selalu langsung d Jepang. Bagaimana nuansanya, bagaimana reaksi siswanya, bagaimana strategi pembelajarannya dan hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran lainnya. Jika diberi kesempatan, saya ingin merasakan rasanya belajar di Jepang.

Universitas Keio, universitasnya abang Yuki :D source :http://www.cems.org

5.  Banyaknya Tempat Wisata
Jadi, kenapa saya tetap selalu ingin ke Jepang?

Karena Jepang memiliki tempat wisata hampir di setiap prefekturnya sehingga banyak pilihan saat pergi ke Jepang. Misalnya saat musim semi kita bisa ke wisata alam melihat bunga Taman Ueno di Tokyo Sakura atau melihat bunga Fuji di Taman Fuji di Kyushu. Jika ingin wisata belanja, kita bisa mampir di Akihabara atau Shibuya. Atau ingin melihat akuarium raksasa, kalian bisa pilih Chiraumi Aquarium di Okinawa. Tinggal tentukan tujuan kita ke Jepang untuk wisata apa, ingin melihat apa. Jika kalian bingung, kalian bisa menggunakan jasa HIS Travel Indonesia

Chiraumi Aquarium di Okinawa, destinasi impian saya source :http://en.okinawastory.jp

Ada beragam penawaran yang variatif mulai dari individu sampai grup tour, dari melihat musim semi sampai melihat musim dingin pun ada. HIS Travel Indonesia menjamin perjalanan ke wisata Jepang kalian karena merupakan jasa tour yang professional dan bekerjasama dengan HAnavi dan ANA yang menawarkan kenyamanan perjalanan dengan harga terjangkau.


 Ini cerita saya tentang Jepang, bagaimana dengan kalian?


*dari beberapa referensi