Siapa yang salah,
bila waktu selalu
pertemukanku
dengannya
Padahal kutahu,
takdir hanya diam
dan kebetulanlah yang bicara
Siapa yang salah,
Bila kebetulan bicara
Maka aku dan dia
Bicara dengan amarah
bertemu
lalu bertolak
atau melihat lalu menghindar
bahkan mendengar lalu menghilang
Siapa yang salah,
Bila amarah
berbicara dengan nada tinggi
maka kemungkinan
rasa merah jambu bicara
sama tingginya
amarah berlebih, gosong, lalu menjadi suka
suka mendidih maka
mengapunglah merah jambu,
cinta
Siapa yang salah,
Bila rasa cinta
membuat
Kebetulan dan takdir menghilang
ditunggu
tak datang
dicari tak
ada
dipanggil
tak menjawab
Siapa yang salah,
Bila aku jatuh pada cinta
disaat kebetulan dan takdir
menyatakan tak lagi berpihak padaku
Siapa yang salah?
Aku?
Dia?
Takdir?
Ataukah kebetulan?
No comments:
Post a Comment
ありがとう