
Hei kamu tahu tidak filosofi bunga matahari?
Dia hanya menghadap ke arah matahari.
Dia selalu memandang satu bintang :
M a t a h a r i .
Seperti mata yang terbenam pada hati ini.
Hanya menghadap ke arah satu bintang :
K a m u .
Kamu tahu cemburu itu apa?
Saat Matahari membagi sinarnya dan sang bunga hanya terlihat bagai titik kecil dari seribu bunga yang lain.
Akankah Matahari menyadari kehadiran satu bunga, yang tak pernah lelah dan setia mengikuti kemana matahari pergi?
Ah… tidak, dia terlalu besar, terlalu bersinar, terlalu jauh…
Kamu tau rasanya sakit?
Saat bunga matahari tersebut telah mekar indah nyaris sempurna,
tapi Matahari selalu memalingkan wajahnya…
Sang bunga yang hanya bisa diam…
mengagumi, tanpa bisa bergerak menggapai matahari…
Pernah merasa sesak?
Saat sang bunga bermimpi dapat memeluk matahari,
Kemudian dia terbangun dan menyadari,
bahwa semua itu hanya mimpi…
Dan kamu mungkin tidak mengerti kesesatan itu apa…
Bukan masuk ke dalam labirin raksasa,
Bukan terkunci di negeri ajaib,
Tapi terjebak dalam ruang hati yang mendadak hampa, saat tak dapat melihatmu…
Seperti bunga matahari yang menunduk pilu, saat pijaran bintang yang ia tunggu lebih memilih untuk memantulkan cahayanya pada bulan di malam hari…
Dan kamu tau bagaimana setia itu?
Saat aku disini selalu menyelipkan namamu dalam doaku, tanpa perlu kamu tau…
Saat aku memelukmu dalam mimpi dan menyebut namamu ketika aku membuka mata…
Saat lima warna pelangi melingkariku dan aku hanya bisa melihat satu warna dari pijaranmu…
Saat kamu membuat hatiku hancur berkeping-keping tapi aku tak pernah bosan menyusunnya untukmu…
Saat aku dan kamu mempunyai dimensi berbeda, dan aku selalu menyisakan ruang…
U n t u k m u . . .
Tapi,
Kamu tidak perlu tau… tidak perlu mengerti…
Aku mungkin tidak setegar bunga matahari…
Tapi kamu akan selalu menemukanku ketika kamu menoleh ke belakang…
From : http://aphrodheti.wordpress.com/2011/10/01/filosofi-bunga-matahari/#comment-129
No comments:
Post a Comment
ありがとう