Apa yang kalian pikirkan saat
mendengar kata ‘sakura’? Kalian pasti langsung berpikir tentang negara Jepang,
bukan? Ya, sakura selalu ‘diidentikan’ dengan Jepang karena sakura banyak
tumbuh disana tetapi sakura sebenarnya juga banyak tumbuh di China, Korea, Amerika
bahkan bisa tumbuh juga di Indonesia. Lantas kenapa sakura ‘diidentikan’ dengan
Jepang?
![]() |
Pemandangan sakura di video klip Crytal Kay - Sakura |
Mekarnya bunga sakura
melambangkan mimpi atau harapan baru. Sekolah-sekolah maupun universitas di
Jepang biasanya mengawali tahun ajaran baru di bulan April. Hal ini dikarenakan
di bulan April biasanya bunga sakura bermunculan dan mekar. Mekarnya bunga
sakura diibaratkan mimpi-mimpi para siswa. Selain awal tahun ajaran baru, tahun
fiskal perusahaan di Jepang juga diawali di bulan April sehingga banyak orang
mencari kerja saat bulan April tiba. Para pencari kerja berharap mendapatkan
pekerjaan yang baik dan indah seperti bunga sakura. Bunga sakura yang indah
mewakili harapan dan optimisme para pencari
kerja. Bagi orang yang tidak sedang sekolah maupun orang yang tidak
sedang mencari kerja, mekarnya bunga sakura mengingatkan mereka pada semangat
untuk mengejar mimpi dan membuat hidup mereka seindah bunga sakura.
Walaupun bunga sakura mekar hanya
selama 2 minggu sebelum akhirnya berguguran tetapi pohon sakura tetap hidup
melewati musim panas, gugur, dingin dan
kembali pada musim semi yang ditunggunya. Saat bunga sakura berguguran
dari pohonnya, hal ini menyiratkan bahwa segala sesuatu, bahkan yang paling
indah pun, pasti memiliki akhir. Di hidupnya yang singkat, bunga sakura mampu
memperlihatkan keindahannya dan mewarnai kehidupan setelah melewati musim
dingin. Dia tahu dia hanya mampu hidup selama 2 minggu tetapi dia tetap mekar
dan memperlihatkan keindahannya. Hal ini menyiratkan bahwa manusia seharusnya
lebih bersyukur atas hidupnya yang lebih lama dari bunga sakura dan seharusnya
lebih bersemangat dalam menjalani kehidupan. Saat harapan atau mimpi kita pupus
seperti bunga sakura yang berguguran, tenanglah dan teruslah berusaha karena
suatu saat harapan atau mimpi kita pasti akan
menjadi nyata seperti pohon sakura yang tetap berdiri setelah bunga
sakura berguguran. Dia setia berdiri menanti musim semi berikutnya agar bunga
sakura dapat mekar kembali.
Begitulah sakura bagi orang Jepang sehingga
sakura menjadi ‘diidentikan’ dengan Jepang. Bagi saya, sakura merupakan ‘benih’
keterpesona-an saya pada Jepang. Saat saya berumur 4 tahun, saya mulai suka
menonton tayangan kartun dan drama asia di tv. Suatu hari, di dalam kartun yang
saya tonton, saya melihat adegan anak kecil yang berada di bawah sakura yang
berguguran. Saya takjub dan kagum serta iri pada anak kecil itu. Saat itu, saya
tidak tahu bahwa itu adalah sakura. Adegan dengan latar pohon sakura kembali
hadir saat saya melihat drama asia yang saya tonton. Saya pun penasaran dan
bertanya pada kakak saya. Sakura, akhirnya saya tahu namanya. Nama yang indah
dan selalu membayangi saya. Rasa penasaran kembali melanda saya yang saat itu
masih polos, kenapa saya tidak pernah melihat sakura? Sakura ada dimana? Saya
tanyakan pada bapak saya dan barulah saya tahu bahwa sakura ada di Jepang. Saya
juga diberi atlas dan ditunjukkan peta Jepang oleh bapak saya. Saat itu, saya
kira Jepang berada di dekat Jakarta. Dalam angan-angan saya, saat besar dan
punya uang saya pasti bisa ke Jepang dan melihat sakura.
Seiring berjalannya waktu, saya
akhirnya tahu Jepang tidak sedekat seperti yang saya pikirkan. Jepang adalah
tempat yang sangat jauh sekali dengan tempat saya tinggal dan memerlukan banyak
uang untuk sampai kesana. Sangat mustahil bagi saya. Perlahan mimpi saya ke
Jepang luntur.
Saat saya duduk di bangku kelas 4
SD, saya menonton dorama Jepang yang berjudul ‘Itazura na Kiss’. Ada tokoh yang
bernama Naoki Irie, laki-laki yang sangat pintar. Saya langsung terpesona
padanya sejak pertama kali melihat dorama ini. Mimpi saya untuk ke Jepang pun
kembali muncul. Kali ini alasan saya ingin ke Jepang bukan karena sakura saja,
tetapi karena ingin bertemu Naoki! Alasan yang kekanakan, bukan?
Sejak saat itu, saya juga menjadi
suka lagu-lagu Jepang. Tiap hari minggu siang, saya dan kakak saya mendengarkan
radio yang memperdengarkan lagu-lagu Asia (Jepang, Korea dan Mandarin).
Perlahan-lahan saya mulai paham perbedaan bahasa Mandarin, Jepang dan Korea.
Kecintaan saya pada bahasa Jepang pun dimulai.
Saya mulai belajar bahasa Jepang
secara otodidak saat duduk di bangku SMP. Saya belajar dari buku bahasa Jepang
milik kakak saya. Selain menyukai bahasa Jepang, saya pun semakin menggilai
dorama Jepang dan hal-hal yang berkaitan dengan Jepang. Di SMA saya mempelajari
bahasa Jepang sebagai mata pelajaran. Saya selalu bersemangat saat belajar bahasa
Jepang. Dan akhirnya saya menemukan ‘bunga musim semi’ dalam hidup saya, bahasa
Jepang.
Di universitas saya memilih prodi Pendidikan
Bahasa Jepang. Kali ini alasan saya ingin ke Jepang adalah belajar dan menjadi native speaker disana. Selama beajar
bahasa Jepang, saya menemukan hal-hal yang membuat saya semakin terpesona
dengan Jepang. Saya merasa mimpi saya ke Jepang semakin dekat tetapi tidak
dengan kenyataanya. Mempelajari bahasa Jepang dasar memang mudah. Namun, seiring
berjalannya waktu belajar bahasa Jepang tidak semudah yang saya bayangkan.
![]() |
'Sungai' sakura source : http://www.pility.com |
Seberapa sulitnya itu, seberapa
jauhnya alasan yang selalu berubah, saya terus berpikir bahwa akan ada hal yang
membuat kita kembali pada mimpi kita. Awalnya saya terpesona pada sakura, jatuh
hati pada’naoki’ lalu jatuh cinta dengan bahasa Jepang selain itu ada alasan
lain yang membuat saya ingin tetap selalu ingin ke Jepang.
Lantas kenapa saya tetap
selalu ingin ke Jepang?
1. Musim Semi yang Dinanti
Musim semi di Jepang berlangsung dari bulan Maret-Mei. Saat musim semi,
adalah saat yang dinantikan masyarakat Jepang karena saat musim ini, udara
berangsur-angsur menghangat dan memberi optimisme untuk mengawali ‘hal’
baru. Ada banyak hal menarik saat musim
semi di Jepang. Salah satunya adalah mekarnya berbagai bunga.
Seperti filosofi sakura yang sudah saya ceritakan sebelumnya, masyarakat
Jepang selalu menantikan mekarnya bunga sakura tiap tahunnya. Sakura tumbuh
hampir di sebagian besar negara Jepang. Begitu bunga sakura mekar, suasana di
Jepang berubah menjadi lebih berwarna-warni. Orang-orang yang berlalu-lalang
dengan latar pohon sakura yang sedang bersemi ‘menyulap’ orang-orang di
sekitarnya menjadi lebih ceria, optimis dan memancarkan aura positif
seolah-olah mereka berada di tempat yang damai. Banyak tempat untuk melihat
bunga sakura, salah satunya adalah di Taman Ueno-Tokyo dan Terowongan Sakura di
Taman Nabana no Sato – Prefektur Nagashima.
![]() |
Source : amadeus129.com |
![]() | |
Bunga Azelea from wikimedia.com |
Bunga Momo atau bunga persik selintas mirip dengan bunga sakura tetapi
jika dilihat lebih seksama bunga Momo lebih besar dengan kelopak bunga yang
lancip dan terkesan menempel di ranting pohon. Bunga Momo berwarna putih, merah
muda sampai merah. Bunga persik tumbuh di negara 4 musim, termasuk Jepang. Di
Jepang, bunga Momo dikenal sebagai jimat penangkal hal buruk saat perayaan anak
perempuan (Hinamatsuri). Tempat terkenal
untuk melihat bunga Momo adalah di taman Koga - Prefektur Ibaraki serta di
sunga Chikuma-Prefektur Nagano.
![]() |
Terowongan Wisteria source : media.viva.co.id |
Bunga Wisteria atau Fuji mungkin terdengar asing bagi kita. Bunga Fuji
adalah bunga khas Jepang dan pohonnya termasuk pohon tertua di Jepang. Bunganya
ada yang berwarna putih, ungu serta merah muda. Bentuk bunganya menjuntai ke
bawah seperti rangkaian bunga yang menggantung, pohonya bisa berumur 100 tahun.
Rasanya takjub jika kita bisa melihatnya secara langsung. Bagaimana tidak,
bunga seindah ini sangat langka di dunia. Apalagi jika kita melihatnya saat malam hari
di Ashikaga Flower Park di Tochigi atau melintasi terowongan Fuji yang
terbentuk dari bunga Fuji di Taman Kawachi Fuji di Prefektur Fukuoka, mungkin
rasanya seperti di ‘dunia lain’ya?
![]() |
Ladang Nanohana source : j-cul.com |
Bunga yang tak kalah cantik saat musim semi adalah bunga Nanohana. Bentuknya
seperti tanaman gandum dan berbunga kecil dan berwarna kuning. Bunga ini
dikenal sebagai bunga penanda awal musim semi. Ada beberapa tempat untuk
melihat bunga Nanohana mekar , salah satunya di Yokohama – Prefektur Aomori
yang rutin menyelenggarakan festival dan lomba lari Marathon. Pasti seru sekali
berlari di tengah hamparan kuning bunga Nanohana! Saya membayangkannya seperti
adegan di film romantis :D
![]() |
Sakura Mochi source: blog.wagashi-net.de |
Selain mekarnya berbagai bunga, hal yang dinantikan saat musim semi
Jepang adalah makanannya! Musim semi adalah musim dimana kuncup-kuncup tumbuhan
bermunculan termasuk sayuran. Sayuran di Jepang tentu agak berbeda dengan di
Indonesia ya. Jika di Indonesia kita bisa makan hampir semua sayuran sepanjang
tahun, jika di Jepang beberapa sayuran hanya dapat dijumpai saat musim semi
tiba. Jadi saat makan sayuran di musim semi seperti makan duren di musim duren
:D
Beberapa makanan ‘khas’ musim semi yang lain adalah camilan sakuramochi,
ichigo daifuku, sakuramochi taiyaki, dan ichigo dango. Camilan tersebut disebut
‘khas’ musim semi karena bahan bakunya hanya ada saat musim semi. Coba kalian
bayangkan, melihat keindahan bunga yang sedang mekar ditemani camilan manis? Nikmat mana yang kau dustakan :D
Jadi, kenapa saya tetap selalu
ingin ke Jepang?
![]() |
Bunga sakura dengan latar Tokyo Tower source :https://www.akibanation.com |
Karena musim semi PASTI datang tiap tahunnya. Bagi saya , Jepang adalah
‘musim semi’. Musim dimana saya menemukan ‘bunga’ dalam hidup saya. Musim yang
penuh janji bahwa ‘dia’ pasti datang membawa ‘bunga’ berbagai warna, dan
menjanjikan iklim ‘bersahabat’ beserta makanan manis pengiringnya. Musim yang
penuh filosofi dan menakjubkan, bukan?
Saya adalah penyuka bunga. Entah
kenapa saat melihat saya, membuat saya penasaran dengan filosofinya. Bagi saya
, selain sebagai keindahan, bunga bisa juga dijadikan refleksi kehidupan.
Jepang bagi saya adalah ‘surga
bunga’. Dimana banyak taman yang menyajikan ‘lautan bunga’ di tiap musim yang
berbeda. Paling meriah dan berwarna pastilah saat musim semi. Namun, beberapa
bunga juga ‘memeriahkan’ dan berperan serta memberi warna di tiap musim yang
berbeda.
![]() |
Ajiisai di Kamakura source : japan-guide.com |
Bunga Hydrangea atau Ajiisai adalah bunga di penghujung akhir musim semi
di Jepang. Bunga ini tumbuh saat musim penghujan (peralihan musim semi ke musim
panas atau tsuyu), sekitar akhir Mei-akhir Juli. Warna bunganya berbeda-beda
tergantung pH tanah, pada umunya berwarna putih, biru muda, merah muda, dan
ungu. Salah satu tempat yang bisa menikmati bunga Ajiisai mekar adalah kuil
Ajisai di Kamakura. Saya membayangkan, saat menikmati bunga Ajiisai di sekitar
kuil sambil ditemani hujan rintik-rintik mungkin rasanya seperti merasakan
suatu ‘kesepian dan kekuatan di dalam keindahan’. Bagi saya, bunga Ajiisai
adalah saingannya bunga sakura dan bunga Fuji karena sama-sama memiliki
keindahan yang menakjubkan dan mendalam.
![]() |
Himawari no Sato source :http://japan-magazine.jnto.go.jp |
Siapa yang tidak kenal dengan bunga
matahari? Bunga Matahari atau Himawari, bunga yang tumbuh di pertengahan
Agustus ini aalah simbol musim panas di Jepang. Bunganya berwarna kuning dan selalu
mengikuti arah matahari. Cocok sekali dengan arti bunga matahari yang ceria,
setia(fokus) dan bersemangat. Tempat yang tepat untuk melihat ‘lautan’ bunga
Himawari adalah di Himawari no Sato – Hokkaido. Coba bayangkan kalian berada di
tengah ‘lautan’ bunga Himawari? Apa yang kalian rasakan?
![]() |
Bunga Ume source : http://images.fineartamerica.com |
Bunga plum atau ume adalah bunga
yang selintas mirip dengan sakura. Ada yang berwarna putih, merah muda, pink
gelap hingga merah. Bunga ini mirip juga dengan bunga Momo. Bedanya kelopak
bunga Ume lebih bulat dibanding bunga Sakura dan bunga Momo. Selain itu, bunga
Ume mekar lebih dulu daripada bunga Sakura, sekitar akhir musim dingin sehingga
disebut penyambut musim semi. Bunga Ume yang sama cantiknya dengan bunga Sakura
sering dijadikan objek seni dan dipercaya melambangkan keindahan, kesucian dan
kekuatan yang dapat menangkal makhluk halus. Nuansa musim dingin dengan bunga
Ume yang mekar memang perpaduan unik sekaligus misterius, bukan? Pemandangan
perpaduan ini dapat dilihat di berbagai kota di Jepang, salah satunya di kastil
Osaka. Bunga Ume, musim dingin dan kastil Osaka? Apa yang kalian bayangkan? Saya
membayangkan saya adalah putri kerajaan :D
Sebenarnya masih banyak ‘lautan’
bunga di Jepang. Saking banyaknya saya ingin
kulakan bunga disana :D Oke saya lanjutkan kembali. Hampir setiap musim di
Jepang punya ikon bunga masing-masing. Lalu, apa ikon untuk musim gugur?
Kōyō di kuil Nikko source :lifetour.com.tw |
Pada saat musim gugur menuju
musim dingin (November-Desember), daun-daun pepohonan Jepang akan berubah warna
menjadi kuning atau merah, perubahan warna ini disebut kōyō.
Perubahan warna inilah yang menarik untuk dilihat. Saya sering melihatnya di
film-film yang saya tonton. Tempat yang paling terkenal untuk melihat kōyō adalah di Kuil Nikko
Toshogu-Prefektur Tochigi yang merupakan salah satu destinasi warisan dunia.
Menakjubkan jika kita bisa melihat kōyō di
sekitar kuil yang tenang di tengah musim gugur yang mendingin. Ketenangan dan
keindahan, itu yang saya bayangkan dan rasakan.
![]() |
Kulakan bunga sama abang yang satu ini hihi |
Jadi, kenapa saya tetap selalu ingin ke
Jepang?
Jepang selalu menyimpan ‘surga
bunga’ di hampir tiap musimnya. Jadi, jika saya tidak bisa melihat ‘surga bunga
sakura’, saya bisa melihat dan merefleksikan diri dengan‘surga bunga’ lainnya.
Jika saya datang di musim gugur, saya bisa merasakan dan merefleksikan
‘ketenangan’ kōyō. Atau mungkin saya akan menyimpan kōyō yang gugur sebagai kenangan, sekaligus
oleh-oleh yang murah meriah :D
Pada intinya Jepang selalu menyimpan
keindahan kapan pun, dimana pun.
![]() |
PASTI aku bisa melihat ini! source imgcp.aacdn.jp |
3. Budaya yang Menyatu dengan Kehidupan
Budaya ada di setiap bangsa. Termasuk di dalamnya tradisi, bahasa, tata
karma, kebiasaan, pola pikir maupun hal yang berkaitan pola hidup lainnya.
Jepang memiliki banyak budaya yang positif. Budaya ini bahkan tercermin dalam
kehidupan masyarakat Jepang.
Hampir di sebagian besar wilayah Jepang menyelenggarakan festival. Lewat festival,
bukan hanya keindahan dan kemeriahan yang ditampilkan tetapi rasa gotong royong
dan menghargai. Bagi masyarkat yang berperan serta, mereka mencerminkan rasa
gotong royong. Bagi orang yang menontonnya, mereka mencerminkan rasa
menghargai. Menurut saya, festival di Jepang bukan hanya eksistensi tradisi
melainkan juga eksistensi rasa gotong royong dan rasa saling menghargai.
Rasa menghargai bukan hanya ada pada festival saja. Papan nama jalan,
petunjuk arah, larangan, nama tempat, papan aturan & informasi di Jepang pasti
mencantumkan penggunaan huruf Jepang (Kanji dan Kana . Bagi wisatawan yang
tidak bisa membaca huruf Jepang mungkin terkesan agak ‘ribet’ tetapi justru
inilah yang membuat saya menyadari bahwa masyarakat Jepang sangat menghargai
bahasa Jepang.
![]() |
Tempat sampah di Jepang dibedakan berdasarkan bahan sampah http://mm.fe.unpad.ac.id |
Masyarakat Jepang juga hidup dengan rasa menghargai alam dan lingkungan. Tempat
sampah di Jepang terdiri dari beberapa jenis. Mereka membuang sampah pada
tempat sampah yang ditentukan. Bahkan ada jadwal membuang sampah berdasarkan
jenisnya. Hal ini bertujuan agar sampah nantinya dapat dikelola dengan baik dan
tidak mencemari lingkungan. Inilah alasan kenapa Jepang selalu terlihat bersih.
Menghargai waktu adalah hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan
masyarakat Jepang. Di jalan pada saat pagi hari (waktu berangkat kantor maupun
sekolah), orang-orang berjalan cepat. Bahkan mereka rela berdesakan di
transportasi umum. Pada saat berjanjian pun, mereka biasanya datang sebelum
waktu yang ditentukan. Mereka selalu berusahan untuk tidak telat. Telat bukan
saja tidak menghargai waktu tetapi hal yang memalukan.
Budaya malu adalah budaya yang terus ada pada budaya Jepang. Malu karena
melakukan kesalahan membuat beberapa petinggi di Jepang mengundurkan diri.
Budaya malu juga membuat masyarakat Jepang lebih berpikir kreatif dan inovatif
karena mereka ‘malu’ jika menjiplak hasil kerja orang lain. Mereka juga malu
jika menyerobot antrean. Itu sama saja tidak menghargai orang lain. Seberapa
pun gugupnya mereka, mereka akan selalu tertib
mengantre.
Saat mendengar atau melihat sesuatu informasi, masyarakat Jepang akan
membuat catatan kecil agar mereka ingat informasi yang telah didapat. Hal ini
saya dengar dari dosen saya. Dari sini saya mendapat kesimpulan bahwa
masyarakat Jepang saat melakukan apa pun selalu rinci (detail) dan selalu punya
tujuan yang jelas sehingga apa yang mereka kerjakan bisa efisein.
Menurut saya majunya Jepang bukan karena semata-mata mereka pintar dan
jenius. Majunya Jepang dikarenakan budaya Jepang yang menyatu dengan pola pikir
masyarakat dan kehidupan di Jepang. Pola pikir masyarakat Jepang yang cenderung
menghargai alam, waktu, budaya malu melakukan kesalahan serta pola pikir yang
efisiensi selalu megikuti kehidupan mereka. Penyatuan itu membuat kehidupan di
Jepang menjadi ke’khas’an sendiri bagi saya.
Jadi, kenapa saya tetap selalu
ingin ke Jepang?
Karena saya ingin merasakan dan melihat budaya Jepang, yang bahkan ada
pada kehidupan keseharian masyarakat Jepang. Saya ingin mempelajari bagaimana
mereka membuat Jepang maju. Setidaknya, walaupun saya tidak bisa membuat
Indonesia maju, saya bisa menularkan ‘resep’ kemajuan Jepang pada anak didik
saya dan sekitar saya serta saya sendiri.
4. Pendidikan yang Maju
![]() |
source : static.ettoday.ne |
Seperti pembicaraan sebelumnya, majunya Jepang bukan hanya karena mereka pintar melainkan pola pikir kehidupan mereka. Hal ini juga berlaku pada pendidikan di Jepang sehingga pendidikannya .
Pelajaran murid TK dan SD
cenderung mengajarkan sikap sosial yang baik, kemandirian dan pembelajaran
hidup lainnya. Saya pernah melihat adegan di anime bagaimana anak-anak SD
berangkat dan pulang sekolah sendiri atau bersama temannya, ada juga piket
membersihkan kelas seusai sekolah, bergantian menjadi pengurus kegiatan ‘makan
siang bersama’ di sekolah. Lalu ada juga belajar memanen wortel serta
menggambar dan presentasi peta jalan
dari rumah ke sekolah dan masih banyak lainnya yang sifatnya melatih sikap
sosial dan kemandirian. Latihan kemandirian dan kemampuan sosial ini mampu
mendidik anak-anak di Jepang menjadi anak yang mandiri, kritis dan aktif. Hal
ini adalah bekal yang sangat baik untuk menerima pengetahuan di jenjang
selanjutnya.
![]() |
Kemeriahan Bunkasai source : http://www.e-zone.com.hk |
Di bangku SMP dan SMA, mereka
diajarkan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Di tingkat ini ada ujian tetapi
sifatnya bukan sebagai nilai akhir, mirip dengan kurikulum nasioanal di
Indonesia. Hal yang menarik di tingkat
ini adalah adanya kegiatan bunkasai
(festival budaya di sekolah). Acaranya seperti acara ultah sekolah tetapi semua
warga sekolah ikut serta. Jadi semuanya merasakan sebagai panitia. Dari kegiatan
seperti ini, secara tidak langsung mereka belajar bersosialisasi, bergotong
royong, berekreasi dan memecahkan masalah yang muncul saat bekerja sama.
Nilai kelulusan SMA menjadi
penentu masuk universitas. Ujian masuk di universitas Jepang sangat kompetitif
sehingga kadangkala membuat stress. Saat kuliah pun mereka bekerja keras karena
mata kuliah disana biasanya menggunakan penelitian dan presentasi, mirip di
Indonesia juga. Sebelum lulus kuliah, atau saat skripsi mereka biasanya mencari
pekerjaan (magang) terlebih dahulu.
Menurut saya, pendidikan tahap
dasar (TK dan SD) di Jepang adalah tahap menanam‘tiang’ yang kuat membangun
pola pikir yang selalu digunakan di kehidupan. ‘Tiang’ inilah yang nantinya
akan membuat siswa di Jepang mandiri, patuh, tertib, aktif dan kritis. Hal ini
dibuktikan dengan tingkat kehadiran siswa di Jepang yang mencapai angka 99%
serta mininya kegiatan mencontek. Inilah cikal bakal ‘pembuat’ majunya Jepang.
Jadi, kenapa saya tetap selalu ingin ke
Jepang?
Saya adalah seorang pengajar,
saya ingin sekali melihat proses belajar mengajar selalu langsung d Jepang.
Bagaimana nuansanya, bagaimana reaksi siswanya, bagaimana strategi
pembelajarannya dan hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran lainnya. Jika
diberi kesempatan, saya ingin merasakan rasanya belajar di Jepang.
![]() |
Universitas Keio, universitasnya abang Yuki :D source :http://www.cems.org |
5. Banyaknya Tempat Wisata
Jadi, kenapa saya tetap selalu ingin ke
Jepang?
Karena Jepang memiliki tempat
wisata hampir di setiap prefekturnya sehingga banyak pilihan saat pergi ke
Jepang. Misalnya saat musim semi kita bisa ke wisata alam melihat bunga Taman
Ueno di Tokyo Sakura atau melihat bunga Fuji di Taman Fuji di Kyushu. Jika
ingin wisata belanja, kita bisa mampir di Akihabara atau Shibuya. Atau ingin melihat akuarium raksasa, kalian bisa pilih Chiraumi Aquarium di Okinawa. Tinggal
tentukan tujuan kita ke Jepang untuk wisata apa, ingin melihat apa. Jika kalian
bingung, kalian bisa menggunakan jasa HIS Travel Indonesia
![]() |
Chiraumi Aquarium di Okinawa, destinasi impian saya source :http://en.okinawastory.jp |
Ada beragam penawaran yang
variatif mulai dari individu sampai grup tour, dari melihat musim semi sampai
melihat musim dingin pun ada. HIS Travel Indonesia menjamin perjalanan ke
wisata Jepang kalian karena merupakan jasa tour yang professional dan bekerjasama
dengan HAnavi dan ANA yang menawarkan kenyamanan perjalanan dengan harga
terjangkau.
*dari beberapa referensi